Bersyukur Mengawali Doa Dan Kerja

 27 Desember 2021    Dibaca: 570 Pengunjung

Direktur Utama PT Karya Pak Oles Group, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr

Oleh Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr *)

Orang yang bersyukur saat kekurangan (miskin) lebih mudah daripada bersyukur saat berlebih (kaya). Pada saat kekurangan, seseorang memiliki rejeki sedikit saja sudah merasa bersyukur. Sebaliknya, di saat berlebih, diberikan kemudahan Tuhan, bisa saja seseorang sulit merasa bersyukur, selalu merasa kurang.

Mengapa demikian? Karena sifat sombong, takabur, seolah seluruh usaha dan kekuatan yang ada pada dirinya adalah semuanya berasal dari dirinya, bukan dari kekuatan atau bantuan orang lain, apalagi merasakan ada kekuatan khusus dari Sang Maha Pemberi (Tuhan). Dari sifat sombong dan takabur itulah muncul kelemahan- kelemahan dirinya, yang siap menjatuhkan, menghinakan dirinya sendiri.

Kisah Malinkundang Si Anak Durhaka, kisah tukang batu yang minta terlalu banyak kemudahan kepada Tuhan tanpa bersyukur, sampai menjadi raja dan kembali menjadi tukang batu, adalah cerita local genius untuk menasihati manusia agar selalu bersyukur. Seringkali dalam kondisi kelebihan, kemewahan, kekayaan dapat melalaikan rasa bersyukur, dengan selalu meminta, menginginkan lebih, lebih banyak harta, lebih banyak kuasa, lebih banyak istri/suami, dengan korupsi, bermain curang, berpetualang syahwat, bermain narkoba, dan sebagainya.

Tidak adanya rasa syukur, yang diawali dari secara perlahan berkurang rasa syukurnya, sampai akhirnya berujung dalam kebingungan, tidak tahu benar-salah, karena sombong dan takabur, akhirnya kejatuhan menimpa. Semuanya itu bukan cobaan, tapi cobaan yang dibuat sendiri, semacam teguran dari Tuhan. Teguran itu dalam bentuk kerugian materi, penyakit, cerai, setres, gila, kehilangan pekerjaan, dipenjara, sampai bunuh diri.

Syukur dalam satu kata bahasa Bali disebut matur suksme (memberikan trimakasih), Astungkara (atas pemberian Tuhan). Suksme juga berarti roh/jiwa. Tubuh manusia terdiri dari suksme sarira (badan roh) dan sthula sarira (badan kasar). Matur suksme berarti saya persembahkan roh saya sebagai wujud trimakasih.

Begitulah arti syukur, berterimakasih tulus sampai rela mempersembahkan rohnya sendiri kepada orang yang telah memberikan jasa baiknya.

Di hari ibu, kita bersyukur, berterimakasih kepada ibu (yang melahirkan dan memelihara), kepada nenek (yang melahirkan ibu), kepada bibi ( yang pernah berjasa merawat dan membantu, kepada istri (ibunya anak-anak), kepada saudara perempuan (yang sering membantu dan mendoakan), kepada anak perempuannya (calon ibunya cucu), dan kepada semua perempuan sebagai ibunya generasi bangsa.

Bersyukur itu sangat penting, bukan saja di masa sulit, tapi juga di masa lega. Barang siapa yang melalaikan bersyukur, secara perlahan tapi pasti, segala kemudahan yang didapatkannya akan mulai menyempit. Mulailah doa kita dengan bersyukur, agar kemudahan yang didapat menjadi bermanfaat, bukan mudarat.

*) Direktur Utama PT Karya Pak Oles Group. linktr.ee/pakolescom

TAGS :